#DjujuCute. Dari judulnya mungkin agak
serem kelihatannya tapi memang begitu, tulisan ini lain dari tulisan biasanya,
maaf. Tapi ini adalah kisah nyata yang nggak bisa djuju beritahu siapa nara
sumbernya, demi keamanan sebut saja dia Kak Jupri
Inilah penuturannya yang
djuju tulis apa adanya sesuai yang djuju dengar.
Menjadi mahasiswa, mungkin
suatu kebanggaan karena nggak semua orang dapat merasakannya. Melepas lebel
anak SMA dengan seragam kebanggannya putih abu-abu.
Waktu berjalan, semua
baik-baik saja perkuliahan pun lancar. Teman-teman pun ada semua siap bantu
membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada mulai dari masalah kuliah
sampai masalah kampung tengah.
Namun dengan berjalannya
waktu satu-satu mereka pergi. Mereka pergi bukan karena tidak suka atau karena
kesalahan yang pernah aku perbuat pada mereka. Namun mereka pergi untuk
menggapai mimpinya masing-masing.
Mereka pergi nggak tinggal
pergi sebuah kalimat terucap dari teman-teman yang pergi.
Yang intinya
“cepat susul kami, cepat
selesaikan kuliahmu dan jika kamu ada masalah kami akan ada untuk membantu,
walau tidak bisa sedekat dan bersama seperti dahulu kamu ada dalam doa kami,
suport kami menyertai langkahmu diujung kuliahmu kawan”
Dan yang paling membekas
adalah
“kawan mungkin kamu tinggal
sendiri disini, ingatan kebersamaan kita mungkin bisa jadi menyakitkan buatmu
dan membuat langkahmu berat untuk pergi kesini, tapi kamu harus melangkah
menyelesaikan apa yang sudah dikerjakan ingat kawan tinggal selangkah lagi
jangan hancurkan tangga-tangga yang udah kamu buat karena berasa berat untuk
menyelesikan tangga terakhir. Percayalah kawan mungkin kamu sendiri tapi
semangat kami, semangat kita semangat semua orang yang berjuang untuk
menyelsaikan kuliahnya masih terekam disini oleh waktu”
Ya itulah sedikit
pesan-pesan dari teman-teman yang ingin melihat aku sukses. Memang terlihat
menyedihkan ketika satu persatu teman seperjuangan pergi meninggalkan kita.
Belum lagi kalau di tanya
sekarang semester berapa. Seakan langit runtuh dan tubuh ini kaku membisu untuk
menjawab. Semester sekian jawabku dengan gontai menjawab.
Apa lagi kalau ditanya
sampai dimana kuliahnya, kapan sidang, kapan wisuda. pingin rasanya aku bertukar tempat menjadi sipenanya
dan mengganti pertanyaannya.
Dan beberapa waktu lalu
temanku ada yang menikah lalu bertanya
“kapan menyusul ?”
Aku bingung ingin menjawab
apa bagaimana ingin menikah bekerja saja belum, kuliah pun diujung penantian
untuk usai.
Tapi semua itu akan aku
tepis, tak ada mahasiswa abadi, tak ada mahasisa dan tak ada mahasiswa yang
disayang dosen. Aku pasti selesai bulatkan tekad.
Teman aku pasti selesai,
akan aku sampaikan kabar gembira bahwa aku telah selsai kuliah pada kalian yang
selama ini bersama, mensuport dari jauh dan mendoakanku.
Terima kasih teman atas
kebersamaannya selama ini, doanya, dukungannya serta semuanya yang pernah kita
alami dulu.
#
Demikianlah
cerita dari nara sumber djuju semoga dapat diambil pelajaran dan untuk kita terutama yang
sedang kuliah cepat selesaikan dan untuk yang mendapat predikat seperti cerita
diatas juga cepat selesaikan percaya deh nggak ada mahasiswa abadi pasti selesai.
No comments:
Post a Comment