Berdamailah dengan dirimu sendiri
Hai apa kabar, lama sudah kita tidak duduk bersama seperti ini. Aku dan kamu, ya seperti ini berdua saja.
Padahal aku tahu kamu sedang lelah, kecewa dan marah, padaku. Terakhir kali kapan ya kita duduk bersama seperti. Mungkin kalau tidak salah udah beberapa tahun yang lalu. saat kita. Ya saat kita karena kita yang merasakannya berdua masalah itu dan menyelesaikkannya berdua. Dengan cepat dan tidak asal-asalan.
Hari ini. Setelah semua itu terjadi. Baru aku tahu kalau aku egois. Tidak mengikutsertakan dirimu. Hanya topeng dan topeng yang terus aku gunakan agar terlihat lebih hebat dan lebih sempurna. Tanpa aku tahu aku telah membuatmu duduk di sudut ruang kesal dan sedih menungguku. Aku tak tahu kalau kau menangis. Sepertinya bukan tidak tahu lebih membiarkanmu.
Akhirnya aku menjadi lebih dingin mengejar sesuatu main sikat saja tidak lagi mengajakmu berdiskusi. Ketika semua gagal dan hancur aku pun menjadi apatis.
Ingin rasanya aku salahkan semua hingga akhrinya aku menyalahklanmu. Ini semua karena kamu yang tidak mencegahku. tidak bersikeras memaksaku menghentikanku. Padahal sebelumnya aku tahu kamu sudah menasihatiku untuk tidak melakukannya. Tapi tidak aku indahkan. Akhirnya aku jalan sendiri.
Karena kamu adalah aku. Diriku yang aku biarkan lelah, kesal, marah, kecewa dan emosi-emosi negatif lainnya. Aku hanya berpura-pura tidak terjadi apa-apa padahal diriku sedang sakit hatinya. Maafkan aku diriku, karenaku kamu membuatku menjadi seperti ini.
Selain ituberdamailah dengan mantan-mantanmu yang tidak bisa atau tidak mungkin engkau dapat balikan lagi dengannya. Masa lalu, waktu yang telah terlewatkan, sahabat yang telah berlalu, orang tercinta yang telah mendahului dan lain-lain yang mungkin bisa membuatmu tidak dapat memandang ke depan untuk maju dan melaluinya.
No comments:
Post a Comment