Juju Jojo/Story. Malam itu sebelums holat id dan pemotongan sapi dan kambing kurban, aku Jeje, Jiji, Jaja dan teman-teman yang lain dapat tugas dari Pak RT dan ketua masjid untuk berkemas masjid untuk pelaksanaan sholat Id. Nggak cuma itu kami juga diminta untuk mengawasi sapi dan kambing ditakutkan para sapi dan kambing stres atau terbelit mati karena talinya.
Bukan hal yang memberatkan buatku melakukan hal itu. karena dulu di kampung aku juga senang melakukan itu. Akan jadi dan akan menjadi momen yang bisa diceritakan bila kami ketemuan.
5 sapi, 3 kambing. Hewan yang disembelih besok pagi.
Dan seokor sapi sumbangan dari Pak Rt. Alhamdulillah ternyata Pak Rt A.K.A juragan kostku baik juga ku kira...... . Astaufirullah segera aku bayclen otakku. biar bersih dan nggak Suuzon.
Lagi asik-asiknya masang terpal tiba-tiba dari arah kanan halaman masjid terjadi keributan dua orang yang entahlah karena masalah apa.
Awalnya yang terjadi karena menyebut nama orang tua, sampai akhirnya berlanjut nama binatang dan akhirya nama bangsa ghaib pun ikut terseret.
Padahal mereka nggak ikut terlibat dalam masalah mereka.
Akhirnya Jaja yang mengamankan mereka. Jaja berhasil menangkap sebuah tinjuan yang mengarah padanya karena anak muda itu gelap mata dan merasa marah karena dilerai.
melihat tinjuan yang berhasil ditangkap lalu menarikkannya ke belakng membuat anak itu jatuh tersungkur. Anak itu lalu duduk terdiam. Seakan dia jadi gelap mata karena temannya yang mengomporinya. Terlihat dari temannya yang diam-diam tersenyum puas.
"Emangnya kamu tahu dia korban dan pelaku ?"
"Enggak juga sih ?"
"Makanya jangan suuzon, ngucap ju, ngucap"
"Astaufirullah."
Oke kita lanjut ceritanya.
Akhirnya Kedua anak itu dimediasi oleh aku dan Jaja. sedangakan Jiji dan jeje mengajak teman yang lain untuk kembali mengerjakan tugas agar cepat selesai dan cepat beristirahat.
Dalam mediasi tersebut diperdengarkan alasan dari kedua belah pihak.
"Kalaian berdua siapa yang bakalan ngomong duluan" Jaja membuka percakapan dengan nada datar.
Dua sahabat itu diam dan nggak ada yang bersuara, tapi ada salah satu orang yang dari gesturenya pingin banget ngomong tapi masih merasa takut sama Jaja.
"Oke, sebelumnya abang minta maaf sama Adit karena sampai membut kamu jatuh, untuk yang pertama kali Abang kasih kesempatan kamu untuk berbicara."
Adit sungkan tapi karena udah ditanya dua kali oleh Jaja akhirnya di membuka suara.
"Gini bang, Awalnya kami mengemasi area kanan masjid sama Tono, semula berjalan lancar awalnya. Dibuat kesepakatan aku yang mengepel Tono yang nyapu, Akhirnya selesai nyapu giliran aku yang ngepel"
Adit pun diam.
"Terus gemana, kok diam Dit yang jelas informasinya" Jaja masih dengan nada datar.
"E...m Tono menginjak lantai yang aku pel bang"
Tono memotong pembicaraan Tono "Aku kan cuma bercanda Dit"
"Kamu diam dulu Ton, Biar Adit selesaikan omongannya"
Masih dengan bahasa yang datar tapi dengan tatapan yang tajam ke arah Tono.
"Oke lanjutkan ceritanya Dit"
"Sebenarnya bukan cuma gara-gara cuma dipel bang yang buat aku marah, soalnya udah beberapa kali udah aku bilang jangan diinjak aku capek. terus dia bilang gitu aja marah aku cuman bercanda, Sebenarnya udah dua hari aku kurang tidur karena menjaga adikku yang sedang sakit dan ini hari ini aku begadang disini karena adikku udah sehat sekarang"
"Kalau capek mengapa ke sini, mending tidur di rumah, kalau pun kamu disini dalam keadaan capek kerjaanmu bisa nggak beres dan malah bisa tambah kotor aja" Tono memotong omongan.
Dan meledaklah Jaja karena ketriger. Dengan bahasa yang penuh tekanan dan auara yang mendominasi.
"Ton, yang abang liat dan dengar dari tadi perkataanmu dan gesturemu merendahkan semua yang ada disini. Kamu nggak cuma menghargai bang Jaja dan Bang Juju apa lagi Adit temanmu"
"Nggak gitu bang, nggak gitu maksud aku. Adit temanku bang nggak mungkin aku hanya ingin bercanda dengan Adit. Aditnya yang terlalu baper bang. Terus kamu Dit Kok nggak bilang kalau adikmu sakit" Tono membela diri.
"Gini ya Ton, yang abang tahu kalian kalau jalan sering berdua dan kalau ada acara juga berdua. udah nempel kayak perangko. Jika ada masalah harus diselasaikan berdua. Harus saling mendengarkan dan saling memahami.
Abang yakin ini bukan yang pertama perasaan sakit Adit tapi dia tetap aja sabar demi pertemanan yang langgeng. Dia tetap mengalah dan ngertiin kamu"
Aku berhenti dan melihat ke arah Adit
"Maaf ya Dit tapi abang akan buka disini" aku kembali melihat ke arah Adit dan lalu berpaling ke arah Tono.
"Tahu nggak Ton, adit itu pernah curhat ke abang. dia bilang Makin kesini kok beteman dengan Tono makin bikin Adit makin berasa sendiri seakan hilang semangat hilang motivasi. selalu saja aku yang ngalah selalu harus aku yang ngertiin Tono"
"Jadi aku yang salah, jadi semua karena aku ya, Dit akukan teman kamu kenapa kamu nggak cerita sama aku malah cerita sama bang Juju, Adit memang jahat teman macam apa kamu. Udah aku pulang aja, disini aku nggak dihargai apa lagi sama teman terbaikku Adit, Aku nggak percaya kalau nggak percaya padaku lagi "
Tono bergegas pergi aku pun langsung pegang tangannya Tono menepis tanganku.
"Udah lepaskan aku bang, biarkan aku pergi bang"
"Udah biarkan dia pergi Ju"
aku pun melepaskan Tono dan membiarkan dia pergi.
"Nanti kalau udah agak mendingan datang lagi ke sini ya "
Tono tetap berjalan keluar tanpa menoleh.
Ada rasa bahagia tapi ada rasa yang hilang dari raut muka Adit.
"Dit kamu merasa kehilangan ya " Kataku
"Ya bang, soalnya dia teman terbaiiku yang selalu ngertiin aku"
"Terus yang lain dan abang-abang yang di sini penjahat"
"Nggak gitu bang tapi dia teman yang bikin aku nunggu dan ngangenin"
"terus kalau ketemu kamu kayak orang yang darahnya dihisap oleh vampir'
"Ya gitu kak"
"Ingat ya Dit kesahatan mentalmu harus dijaga, jadi orang baik itu harus tapi kamu harus tahu dengan siapa kamu harus berbuat baik. Dan jangan mudah mengiyakan perkataan orang" Pesan Jaja ke Adit.
"Ya udah bantu teman-temanmu yang lain. Jam satiu kita harus udah istirahat habis subuh kita harus kemas-kemas bagian jalan jug, agar bisa dipakai untuk sholat id"
"Oke bang Jaja dan Bang Juju"
Adit pun melanjutkan pekerjaannya.
"Ja kamu kok bisa menangkap tinjuan Adit"
"Itu aku cuma nyotoh dari anime yang aku liat dulu, mungkin karena timingny pas aja jadi bisa aku tangkap bukan karena aku jago"
"Keren Ja "
Akhirnya kami pun menyelesaikan tugas kami
No comments:
Post a Comment