"Jadi seorang kakak itu berat karena harus ngejaga adik waktu ayah ibu pergi, harus jadi contoh yang baik dan nggak boleh ada temannya ngerjain dan ngejahilinya kecuali kakaknya itu sendiri'
-Kakakmu yang jahil
Ada yang merasa seperti ini, Punya kakak yang super jahil waktu kecil suka bikin nangis atau bikin kamu ribut dan akhirnya sang kakak diomelin sama mama. Udah diomolin besoknya ngulangin lagi.
Tapi giliran kamu diganggu teman atau bahkan dibuly sang kakak siap pasang badan untuk menjaga sang adik tersayang.
Ceritanya kini udah berubah kalian udah sama-sama besar dan kakakmu mungkin sudah tidak serumah lagi karena harus melanjutkan kuliah diluar atau dapat pekerjaan diluar daerah atau ikut suaminya di pulau seberang.
Begitulah dengan ceritaku kali ini,
Aku punya adik bungsu yang paling cantik se dunia. Dibandingkan perempuan yang ada di dunia kamu, dia dan mereka semua. Siapa pun. Et....s jangan baper duliu itu karena dia memang satu-satunya adik bungsuku nggak ada yang lain.
"kamu ini ada-ada aja Ju, kalau ada yang lain lagi adikmu nggak bakal jadi adik bungsu lagi dong"
Tiada hari tanpa ribut, karena aku suka banget ngejahilin atau sekedar mengganggunya ketika dia lagi asik membaca novel kesukaanya sembari ngemil kripik singkong yang dibeli dari Mang Ujang langganannya.
kalau udah mulainya kumat jahilnya, waktu adikku belajar pun aku mengganggunya. hanya untuk mendengar suaranya saja. kalau udah gitu iemak pun datang memarahiku.
Kapok, nggak juga. Lain waktu aku masih ngulangin juga. sampai emak bilang.
Kamu Ju, suka banget gangguin adikmu. nggak malu sama tetangga ribut-ribut. kayak orang nggak dikasih makan saja"
Sebenarnya nggak ada maksud aku gangguin atau ngejahilin adikku. Mungin semakin kesininya aku mulai sibuk dengan sekolah dan kegiatan eskul dan organisasi yang aku ikuti. Sehingga nggak ada waktu untuk sekedar bermain bersama. Hingga kini aku berada jauh darinya karena melanjutkan kuliah di kota yang jauh dari dari tempat tinggalku.
Suatu hari, adik sempat bercerita kalau suatu saat nanti dia akan menjadi dokter sekaligus penulis. Kataku dokter itukan juga penulis, penulis resep untuk pasiennya. Dia bilang itu memang bagaian dari profesinya, maksudnya dia pingin jadi dokter yang juga sebagai penulis buku.
Ada yang mengganjal dihatinya ketika adikku bilang akan menjadi dokter. Biaya untuk jadi dokter itu nggak sedikit, apakah ayah-ibu akan menyetujui apakah ayah ibu mampu. Bagaimana kalau sudah masuk apakah bisa sampai selesai.
"Kamu mau jadi dokter ?"
"mau bang'
"Beneran mau ?"
"Beneran mau bang'
"Bene..r" dengan penekanan
Adikku pun diam, ada ragu atas pilahannya.
"Katanya mau jadi dokter kok ditanya malah diam ?"
"Nggak jadi bang jadi penulis aja bang !" suaranya berat dan lirih
"Jangan bohong kenapa, abang tahu kalau kamu disuruh milih jadi dokter atau penulis pasti kamu akan milih dokter" aku diam sebentar
"Ya, adik pingin jadi dokter"
"Jadi dokter untuk ?'
"Kalau jadi dokter suatu hari pingin punya klinik pengobatan murah, atau dengan cara subsidi silang antara si kaya dan yang tidak mampu. Adik juga pingin jadi penyuluh kesehatan cara hidup sehat dan menjaga kesehatan'
"Mulia sekali, tapi itukan nggak mudah'
"Ya itukan masih dalam mimpi, tapi kalau udah kejadian itu bukan lagi mimpi. kan abang sendiri yang bilang"
"Ok, Kamu bisa kok kuliah kedokteran tanpa ayah ibu harus ngeluari duit ?"
"Emang bisa bang, Gimana caranya ?"
"Nanti malam, kamu kamu ngomong sama emak dan bapak "
"katanya nggak perlu duit kok bilang dengan emakk dengan bapak ?"
"Dengarin dulu, abang belum selesai ngomongnya"
"Oke, oke maaf "
"kamu duduk di ruang tamu, buatin kopi untuk bapak dan teh untuk emak. Terus bilang sama emak dan bapak minta ijin kalau kamu ingin dan minta doanya kalau kamu ingin jadi dokter. minta dimudahkan untuk jadi dokter tanpa dibiayai mereka'
"Oke bang, tapi nanti pasti ditanya kalau nggak dibayarin terus siapa yang bayar kitakan sekolah masih dibayarin bapak ?'
"Itukan sekarang abang cerita nanti. habis tanamkan pada dirimu kalau kamu mau jadi dokter, sekolah yang bener, belajar yang benar, ibadah yang bener, jangan lupa sedekah cari informasi beasiswa untuk kuliah kedokteran, kalau belum bisa bahasa inggris belajar sampai mahir"
" oke bang"
Entah mengapa bisa ngomong seperti itu dengan adikku. Seperti air mengalir. Padahal itu nggak mudah dan belum tentu akupun bisa. Tapi aku percaya dia bisa. Karena diujung telpon sana. adikku menelponku katanya.
"Bang sekarang adik lagi berjuang untuk masuk tiga besar posisi yang akan menjadi mahasiswa penerima beasiswa jurusan kedoteran tahun depan, setelah lolos uji seleksi tahap pertama. Doakan adik lulus sekolah dan tahun depan jadi mahasiswa kedoteran ya bang !"
Ternyata perkataan dan kata-kata itu memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi seseorang. Bisa jadi positif atau negatif.
Dan karena inilah cerita ini dibuat. Semoga mimpimu dan impianmu menjadi dokter jadi kenyataan. Aamiin.
No comments:
Post a Comment