Hati-hati Jebakan Diskon, Salah-salah Bisa Boncos - jujujojo.com

Breaking

cari disini

Saturday, September 14, 2024

Hati-hati Jebakan Diskon, Salah-salah Bisa Boncos

 


Diskon itu seperti janji manis, menggiurkan di awal, tapi kalau salah langkah, dompetmu bisa menangis.


Siapa sih yang nggak suka diskon? Apalagi di era Gen Z dan Milenial, promo, cashback, dan diskon ada di mana-mana, dari marketplace, aplikasi pesan makanan, hingga toko fisik. Diskon bisa jadi surga belanja, tapi juga bisa jadi bencana finansial. Iya, bencana! Tanpa kamu sadari, seringkali diskon membuat kamu merasa 'wajib' beli barang yang nggak kamu butuhkan. Kalau terus-terusan ikut arus, jangan heran kalau akhir bulan dompetmu lebih cepat kering daripada jemuran di bawah terik matahari. Apakah kamu termasuk yang gampang tergoda dengan label "SALE"? Hati-hati, ada jebakan besar di sana!


Kenapa diskon bisa jadi jebakan? Karena cara kerja diskon itu dibuat untuk membuat kamu merasa kehilangan kalau nggak beli, padahal sebetulnya kamu tidak benar-benar butuh barang tersebut. Dalam psikologi keuangan, fenomena ini dikenal sebagai "fear of missing out" atau FOMO. FOMO ini bikin kamu langsung beli sesuatu tanpa berpikir panjang, apalagi kalau diiringi embel-embel seperti “diskon 70% hanya hari ini!” Akhirnya, apa yang kamu kira sebagai 'hemat' justru bisa membuat kamu boros. Diskon memang bisa jadi kesempatan emas kalau kamu bijak, tapi juga bisa jadi bom waktu kalau salah perhitungan.

 

Nah, biar kamu nggak terjebak diskon yang malah bikin kantong bolong, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan. Ini bukan cuma soal menghitung harga sebelum diskon, tapi juga soal strategi keuangan dan mindset yang tepat. Yuk, kita simak 10 poin berikut ini! 


1. Pahami Kebutuhan vs Keinginan

Dalam dunia belanja, membedakan antara kebutuhan dan keinginan adalah kunci utama. Kebutuhan adalah barang atau layanan yang memang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti makanan, pakaian, atau alat kerja. Sedangkan keinginan lebih bersifat impulsif, sesuatu yang kamu inginkan hanya karena terlihat menarik atau karena ada promosi besar-besaran. Memiliki pemahaman yang jelas tentang perbedaan ini membantu kamu untuk lebih bijak dalam menentukan apa yang harus dibeli. Jangan biarkan diskon membuat kamu merasa seolah barang tersebut menjadi kebutuhan. Pikirkan dulu, apakah kamu akan tetap membelinya jika barang itu tidak sedang diskon?


2. Jangan Tergoda Kata “Hemat”

Kata “hemat” sering menjadi jebakan dalam strategi pemasaran. Diskon memang bisa membuat harga barang lebih rendah, tapi kalau barang tersebut nggak benar-benar kamu butuhkan, maka itu tetap merupakan pengeluaran yang tidak perlu. Dengan kata lain, diskon tidak selalu sama dengan hemat. Misalnya, membeli sepatu ketiga padahal dua pasang di rumah sudah jarang dipakai, tentu tidak bisa disebut hemat. Alih-alih, kamu perlu fokus pada nilai fungsional barang tersebut, bukan hanya pada potongan harganya.


3. Buat Anggaran Belanja Diskon

Anggaran atau budget adalah langkah bijak yang sering dilupakan saat melihat diskon besar. Banyak orang terbawa suasana dan akhirnya membeli barang lebih banyak dari yang direncanakan. Membuat anggaran sebelum diskon besar berlangsung, seperti saat Harbolnas atau Black Friday, akan membantumu tetap pada jalur dan tidak belanja di luar kemampuan keuangan. Dengan menetapkan batasan keuangan, kamu bisa lebih mengontrol pengeluaran dan menghindari kebocoran keuangan.


4. Cek Harga Sebelum Diskon

Salah satu trik pemasaran yang sering terjadi adalah menaikkan harga barang sebelum memberikan diskon besar, sehingga diskon yang terlihat menggiurkan sebenarnya hanya trik agar terlihat murah. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengecek harga normal barang tersebut di beberapa tempat atau aplikasi sebelum diskon dimulai. Gunakan aplikasi pembanding harga atau cek langsung di beberapa e-commerce. Ini akan membantumu memastikan bahwa diskon tersebut memang benar-benar memberikan keuntungan, bukan sekadar ilusi marketing.


5. Jangan Terburu-buru

FOMO atau "fear of missing out" adalah salah satu taktik yang paling sering digunakan dalam strategi diskon. Biasanya, ada kalimat seperti “diskon hanya hari ini!” atau “stok terbatas!”. Taktik ini dibuat untuk memancing kamu membeli dengan cepat tanpa mempertimbangkan dengan matang. Jangan terjebak dalam tekanan waktu yang dibuat oleh toko atau aplikasi belanja. Ambil waktu sejenak untuk memikirkan apakah kamu benar-benar membutuhkan barang tersebut. Ingat, keputusan yang terburu-buru sering kali berakhir dengan penyesalan.


Diskon cuma hari ini! Stok terbatas! Ayo beli sekarang, biar besok kamu bisa bangun dengan perasaan menyesal tapi setidaknya barangnya ada!

 

6. Manfaatkan Wishlist

Fitur wishlist di e-commerce atau aplikasi belanja bukan hanya untuk menyimpan barang impian, tapi bisa menjadi alat bantu strategis saat diskon datang. Jika kamu sudah memiliki daftar barang yang memang dibutuhkan, kamu bisa langsung mengecek apakah barang tersebut diskon ketika ada event besar. Ini membantu kamu tetap fokus pada barang-barang yang memang penting dan tidak tergoda oleh barang lain yang sebenarnya tidak ada di rencana belanja awal.


7. Pikirkan Fungsi Jangka Panjang

Sebelum membeli sesuatu, terutama saat diskon, selalu tanyakan kepada diri sendiri: "Apakah barang ini akan berguna dalam jangka panjang?" Banyak barang diskon yang mungkin terlihat menarik pada saat itu, tapi pada akhirnya hanya akan menumpuk di lemari atau menjadi barang yang jarang digunakan. Misalnya, membeli gadget terbaru dengan potongan harga besar, tapi ternyata kamu sudah memiliki gadget yang masih berfungsi dengan baik. Fokuslah pada nilai guna barang, bukan hanya harganya yang sedang turun.


8. Gunakan Promo dengan Bijak

Promo seperti cashback, buy 1 get 1, atau voucher diskon sering kali menambah daya tarik. Namun, menggunakan promo ini dengan bijak adalah kunci agar kamu tetap mendapatkan keuntungan. Jangan menggunakan promo hanya karena tergoda potongan harga, tapi pastikan barang yang kamu beli memang dibutuhkan. Cashback atau voucher baru akan terasa manfaatnya jika kamu memang membeli sesuatu yang penting, bukan sekadar membeli barang untuk mendapatkan promo.


9. Tanya Orang Terdekat

Salah satu cara terbaik untuk mengambil keputusan belanja yang bijak adalah dengan meminta pendapat orang terdekat, seperti teman atau keluarga. Terkadang, ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita kehilangan objektivitas. Orang lain bisa memberikan sudut pandang yang lebih rasional, karena mereka tidak terjebak dalam euforia diskon. Dengan mendiskusikan rencana belanja, kamu bisa mendapatkan saran yang lebih baik dan terhindar dari pengeluaran yang tidak perlu.


10. Jangan Gunakan Kartu Kredit Sembarangan

Kartu kredit memang memberikan kemudahan dalam belanja, tapi juga bisa menjadi bumerang jika tidak digunakan dengan bijak. Diskon besar sering kali mendorong orang untuk gesek kartu kredit tanpa berpikir panjang, hanya karena ingin memanfaatkan kesempatan. Padahal, bunga kartu kredit yang tinggi bisa membuat barang diskon terasa lebih mahal di kemudian hari. Jika kamu tidak bisa melunasi tagihan kartu kredit secara penuh, diskon yang kamu dapatkan akan terhapus oleh bunga yang harus dibayar. Jadi, selalu pastikan kamu punya rencana pembayaran yang jelas sebelum menggunakan kartu kredit untuk belanja diskon.


Ada cerita lucu dari salah satu teman. Waktu itu, dia tergiur beli sepatu diskon 70%, tapi ternyata pas dicoba di rumah, sepatunya kebesaran satu nomor. Bukannya ditukar, dia malah berpikir "Ah, nggak apa-apa, pakai kaos kaki tebal aja." Akhirnya, sepatunya cuma dipakai sekali karena terlalu nggak nyaman. Jadi, jangan sampai diskon membuat kamu lupa melihat fungsionalitas barang, ya!


Jadi....

Diskon memang menawarkan peluang untuk berbelanja lebih hemat, tapi juga bisa menjadi jebakan jika kamu tidak bijak dalam memanfaatkannya. Mengendalikan diri, membuat perencanaan matang, dan selalu memprioritaskan kebutuhan akan membantumu menghindari kesalahan belanja yang bisa membuat keuangan boncos. Jadi, meskipun label “SALE” besar-besaran terlihat menggiurkan, tetap bijak dalam mengambil keputusan, ya!

No comments:

Post a Comment