Kendalikan emosimu, atau emosimu akan mengendalikanmu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai situasi yang bisa memicu emosi, mulai dari stres di tempat kerja hingga konflik dengan teman. Kenapa emosi bisa menjadi masalah? Nah, bayangkan kamu sedang menghadapi atasan yang selalu mengkritik, dan setiap kali dia berbicara, kamu merasa marah atau tidak berdaya. Rasanya seperti ada orang lain yang memegang remote kontrol emosi kamu, bukan? Hal ini bisa membuatmu merasa terjebak, seolah tidak memiliki kendali atas hidupmu. Di sinilah pentingnya untuk memahami bahwa kamu berhak mengendalikan emosi kamu sendiri, bukan orang lain.
Kendalikan emosimu itu bukan hanya soal bersikap tenang saat menghadapi tekanan. Ini juga tentang mengenali tanda-tanda saat emosimu dipengaruhi oleh orang lain. Misalnya, jika kamu merasa marah atau sedih hanya karena seseorang memberikan komentar yang menyakitkan, itu bisa menjadi pertanda bahwa emosimu sedang dikendalikan. Apa dampaknya? Tentu saja, kehilangan kendali atas emosi dapat mengganggu hubunganmu, kinerja kerja, bahkan kesehatan mental. Poin-poin berikut ini akan membantu kamu mengenali tanda-tanda dan dampak dari pengendalian emosi oleh orang lain, serta bagaimana cara mengambil alih kendali tersebut.
Kalau kamu merasa lebih emosional setelah bertemu seseorang, mungkin dia bukan teman, tapi pengisi daya emosional yang bikin baterai kamu lowbat!
2. Jangan Biarkan Komentar Negatif Mempengaruhi
Kalau komentar negatif orang lain bisa mengubah hidupmu, saya harusnya sudah jadi raja, karena setiap hari ada saja yang bilang saya ‘gak ada harapan’!
3. Kendalikan Reaksi
Kalau marah itu sehat, berarti setiap kali kita nyetir dan lihat pengendara yang ngeselin, kita harusnya jadi bugar, ya!
4. Tentukan Batasan
Kalau kamu merasa ada orang yang selalu nyinyir, ingat, batasan itu seperti pagar: bisa menjaga tanamanmu dari pengunjung yang kurang diundang!
5. Ciptakan Lingkungan Positif
Kalau temanmu sudah lebih banyak drama daripada sinetron, mungkin sudah saatnya kamu mengganti saluran, eh, maksudnya teman.
6. Latih Kesadaran Diri
Kesadaran diri itu penting, karena jika kamu tidak tahu apa yang kamu rasakan, bagaimana mungkin kamu bisa memberi tahu orang lain bahwa mereka adalah penyebabnya?
7. Pelajari Teknik Relaksasi
Tentu, teknik relaksasi itu penting! Tapi kalau kamu masih stres setelah meditasi, mungkin kamu cuma perlu mengubah posisi dari 'duduk bersila' ke 'berbaring di kasur dengan camilan'.
8. Berbicara dengan Teman atau Profesional
Terkadang berbicara dengan teman tentang perasaanmu itu seperti berbelanja di mall; kamu berharap dapat menemukan yang cocok, tapi seringkali hanya pulang dengan barang yang tidak kamu butuhkan.
9. Jangan Takut untuk Mengungkapkan Perasaan
Berbicara tentang perasaan itu sehat, kecuali kalau kamu berbicara pada tanamanmu, mereka tidak bisa memberi saran, tapi setidaknya mereka tidak menghakimi!
10. Ingat, Kamu Memiliki Hak
Emosimu adalah milikmu, jadi jika ada yang berusaha mengendalikannya, katakan saja, ‘Maaf, aku tidak menjual tiket untuk drama emosional ini!’
Ada cerita tentang seorang guru yang selalu mengatakan kepada murid-muridnya, "Emosi kamu seperti balon. Jika kamu terus menggembungkan balon tanpa mengeluarkan udara, akhirnya balon itu akan meletus!" Jadi, pastikan untuk mengeluarkan udara dari balonmu sebelum terlalu penuh. Dan jangan khawatir, jika balonmu meletus, itu hanya tanda bahwa kamu hidup dan bisa belajar dari pengalaman!
Kendalikan emosimu, bukan orang lain. Kamu berhak atas perasaanmu dan memiliki kekuatan untuk mengubah cara kamu bereaksi terhadap dunia. Dengan mengenali tanda-tanda dan menerapkan langkah-langkah yang telah dibahas, kamu akan mampu membangun ketahanan emosional yang lebih baik. Ingat, kamu adalah pengendali emosi dalam hidupmu, bukan orang lain!
No comments:
Post a Comment